Designed by Designata Studio
21

Pilar Iman (2): Kitab Suci

Pilar Iman (2): Kitab Suci

a. Perspektif Gereja Katolik tentang Kitab Suci

  • KS bukan buku sejarah (dengan tanggal, tahun dan kejadian yang sama persis) atau kitab yang turun langsung dari surga, tetapi dalam pemahaman Gereja Katolik, KS adalah ungkapan/refleksi iman dari para penulis terhadap peristiwa Allah yang menyelamatkan umatNya. Ia berisi tentang wahyu Allah dan tanggapan atasnya.
  • Karena ini adalah ungkapan iman, maka dalam membaca kitab suci, kita perlu tahu makna yang terkandung di dalam teks, berdasarkan konteks itu ditulis dan koherensi teksnya sendiri (perikop lengkap, bukan sepenggal), serta menatapkannya pada realita sekarang.
  • Kebenaran KS ada pada makna (esensi) dari tulisan. 

b. Dua bagian besar Kitab Suci Katolik: Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB).

  • Disebut PL karena berisikan perjanjian-perjanjian yang diadakan oleh Allah dengan manusia, sebelum Yesus tampil. Disebut PB karena berisikan perjanjian yang diadakan oleh Allah lewat Yesus Kristus sendiri. Isi dari PB menggenapi/memperjelas apa yang ditulis dalam PL. Jadi, PB tidak menggantikan PL.
  • Jumlah total tulisan yang diterima oleh Gereja Katolik dalam Alkitab ada 73 tulisan.
  • 46 tulisan PL yang terdiri dari 39 kitab protokanonik dan 7 kitab deuterokanonika.
  • 27 tulisan PB yang terdiri dari Injil, Kisah Para Rasul, Surat dan Kitab Wahyu.
  • Proses untuk menentukan tulisan mana yang bisa masuk dalam Alkitab disebut “Kanonisasi Alkitab”. Istilah “Kanon” berasal dari Bahasa Yunan qane (batang gelagah atau tongkat pengukur) atau bisa diterjemahkan sebagai pedoman/norma. Maka kanon alkitab berarti daftar resmi kitab-kitab yang diakui sebagai Sabda Allah.
  • Gereja Katolik menetapkan kanon Alkitab secara definitif (setelah perdebatan panjang sejak abad 4) pada “KONSILI TRENTE” (8 April 1546) melalui dekrit “De Canonicis Scripturis”. Pada dasarnya ini peneguhan dari yang sudah ada dalam gereja lokal

c. Tempat Alkitab dalam Hidup Gereja

  • Alkitab bagi Gereja menjadi pedoman iman, santapan kehidupan Gereja.
  • Sebagai pedoman iman, Alkitab berisi “hukum dan kaidah tertinggi dari iman Gereja”. Dalam liturgi, Liturgi Sabda (Pembacaan KS dan Permenungannya) mendapatkan tempat utama utk mempersiapkan Liturgi Ekaristi.
  • Sebagai santapan kehidupan, ia berperan untuk menumbuhkan, mengembangkan dan memperbarui terus-menerus iman Gereja. Dei Verbum (DV) 26, Ad Gentes (AG) 15 dan 21 mengungkapkan perkembangan Gereja tergantung pada penghayatan sabda Allah. 
  • Maka, sudah semestinya, setiap anggota Gereja akrab dengan Alkitab (KS), yakni mau mendengar, membaca dan merenungkannya sebagai kebiasaan (habitus). “Barangsiapa tidak mengenal Kitab Suci, ia juga tidak akan mengenal Kristus.” (St. Hieronimus)
semua katekese