17
Liturgi, Doa, Devosi (3): Warna Liturgi
- Warna liturgi dipakai untuk altar gereja, dipakai para Imam, petugas lektor, dan juga putra altar/putri sakristi. Umat tidak ada kewajiban memakai warna yang sama, kecuali saat bertugas atau momen tertentu.
- Dalam liturgi, warna melambangkan: 1. Sifat dasar misteri iman yang kita rayakan, 2. Menegaskan perjalanan hidup Kristiani sepanjang tahun liturgi.
1. HIJAU
- Dalam liturgi, Warna hijau dipandang sebagai warna kontemplatif dan tenang.
- Warna ini dipilih untuk masa biasa dalam liturgi sepanjang tahun agar orang Kristiani menghayati hidup rutinnya dengan penuh ketenangan, kontemplatif terhadap karya dan sabda Allah melalui hidup sehari-hari, sambil menjalani hidup dengan penuh harapan.
2. PUTIH DAN KUNING
- Dalam liturgi, warna putih dan kuning digunakan menurut arti simbolisasi yang sama, yakni makna kejayaan abadi, kemuliaan kekal, kemurnian, dan kebenaran. Itu sebabnya warna putih dan kuning bisa digunakan bersama-sama atau salah satu.
- Warna putih atau kuning dipakai untuk masa Paskah dan Natal, hari-hari raya, pesta dan peringatan Tuhan Yesus, kecuali peringatan sengsara-Nya. Begitu pula warna putih dan kuning digunakan pada hari raya, pesta dan peringatan Santa Perawan Maria, para malaikat, para kudus bukan martir, pada hari raya semua orang kudus (1 November), Santo Yohanes Pembaptis (24 Juni), pada pesta Santo Yohanes pengarang Injil (27 Desember), Takhta Santo Petrus Rasul (22 Februari), dan Bertobatnya Paulus Rasul (25 Januari)
3. MERAH
- Warna merah merupakan warna api dan darah. Maka, warna merah ini amat dihubungkan dengan penumpahan darah para martir sebagai saksi-saksi iman, sebagaimana Tuhan Yesus Kristus sendiri menumpahkan darah-Nya bagi kehidupan dunia, ataupun kemenangan.
- Dalam liturgi warna merah dipakai untuk hari Minggu Palma, Jumat Agung, Minggu Pentakosta, dalam perayaan perayaan sengsara Kristus, pada pesta para rasul dan pengarang Injil, dan dalam perayaan-perayaan para martir.
4. UNGU
- Warna ungu adl simbol kebijaksanaan, keseimbangan, sikap berhati-hati, dan mawas diri.
- Digunakan untuk masa Adven dan Prapaskah sebab pada masa itu semua orang Kristiani diundang untuk bertobat, mawas diri, dan mempersiapkan diri bagi perayaan agung Natal ataupun Paskah. Warna itu juga digunakan untuk keperluan ibadat tobat.
- Pada umumnya, liturgi arwah menggunakan warna ungu sebagai ganti warna hitam. Dalam liturgi arwah itu, warna ungu itu melambangkan penyerahan diri, pertobatan, dan permohonan kerahiman Tuhan atas yang meninggal dunia dan umat beriman.
5. MERAH MUDA
- Warna ini melambangkan sukacita atau kegembiraan.
- Biasanya digunakan pada waktu minggu adven ketiga (minggu Gaudete) atau prapaskah keempat (minggu Laetare).
6. HITAM (T)
- Warna hitam merupakan lawan warna putih dan melambangkan ketiadaan, kegelapan, pengurbanan, malam, kematian, dan kerajaan orang mati. Maka, warna hitam dapat melambangkan kesedihan dan kedukaan hati secara paling itntensif. Warna hitam bisa digunakan dalam liturgi arwah, meskipun penggunaan warna ini sekarang bersifat fakulatif dan bahkan jarang digunakan untuk konteks negara yang tropis.
Katekese by Rm. Triyudo Prastowo, SJ