Hari Pentakosta dalam Tradisi Gereja Katolik

📖 Ayat Kunci:
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”.
— Kisah Para Rasul 1:8
🔥 Apa makna ayat kunci di atas?
Itulah hari Pentakosta ketika Roh Kudus dicurahkan atas para rasul dan murid-murid, lima puluh hari setelah Kebangkitan Yesus(Paskah). Inilah hari kelahiran Gereja, saat murid-murid yang tadinya takut, menjadi berani mewartakan Injil ke seluruh penjuru dunia. Dulu mereka diam dan bersembunyi. Tapi setelah Roh Kudus turun, mereka berseru dan bersaksi. Pentakosta bukan hanya peristiwa masa lalu. Itu adalah realitas hidup kita hari ini. Roh Kudus masih bekerja, masih membakar hati, masih memberi kekuatan, dan masih membentuk Gereja.
✨ Apa yang Dilakukan Roh Kudus?
- Mengubah ketakutan menjadi keberanian.
➤ Para rasul keluar dan bersaksi dalam berbagai bahasa; - Menghidupkan Gereja.
➤ Gereja bukan sekadar organisasi. Gereja adalah tubuh yang hidup oleh Roh Kudus; - Menyatukan dalam kasih.
➤ Meski banyak bangsa, bahasa, dan budaya, Roh Kudus menyatukan semua dalam Kristus.
Dalam Audiensi Umum di Lapangan Santo Petrus, hari Rabu 19 Juni 2019, Paus Fransiskus berkatekese tentang Kisah Para Rasul(Kis. 2), dengan fokus khusus pada Pentakosta. Paus menggambarkan para Rasul yang berkumpul bersama Bunda Maria di Ruang Atas seperti “dalam doa”(Kis. 1:13-14; bdk. Novena Roh Kudus). Doa, menurut Paus, adalah “paru-paru yang selalu memberi nafas kepada para murid; tanpa doa orang tidak bisa menjadi murid Yesus.” Turunnya Roh Kudus, lanjut Paus, adalah “peristiwa yang di luar harapan mereka. Mereka ‘terkejut’ oleh ‘kekuatan angin yang mengingatkan kita pada … nafas primordial(asal mula; Lat. primus = pertama, ordiri= memulai).”
Kemudian api ditambahkan pada angin, lanjut Paus. Api mengingatkan kita pada semak yang terbakar karena, dalam tradisi biblis, “api menyertai perwujudan Allah.” Di dalam api, Allah menyampaikan Firman-Nya yang hidup, kata Paus, dan api itu sendiri mengungkapkan karya Allah yang “menghangatkan, menerangi, dan menguji hati.” Di Gunung Sinai, kita mendengar suara Allah. Di Yerusalem, pada Pesta Pentakosta, itu suara Petrus. Terlepas dari kelemahannya sendiri, setelah dipenuhi api Roh, kata-kata Petrus memperoleh kekuatan, “mampu menembus hati … Karena Allah memilih yang lemah di dunia untuk membingungkan yang kuat,” kata Paus.
“Gereja lahir dari api cinta,” lanjut Paus, api yang “berkobar di hari Pentakosta dan mewujudkan kuasa Firman dari Yang Bangkit yang diilhami oleh Roh Kudus.” Kata-kata para Rasul sendiri dipenuhi dengan Roh yang sama. Kata-kata mereka menjadi “baru dan berbeda, yang dapat dipahami, seolah-olah diterjemahkan secara bersamaan ke semua bahasa.” Itulah bahasa “kebenaran dan cinta, yang merupakan bahasa universal: bahkan yang buta huruf dapat memahaminya.”
Selanjutnya Paus menggambarkan Roh Kudus sebagai “pencipta persekutuan, seniman rekonsiliasi yang tahu bagaimana menghilangkan penghalang antara orang Yahudi dan orang Yunani, para budak dan orang merdeka.” Roh Kudus “membuat Gereja tumbuh dengan membantunya melampaui keterbatasan manusiawi, dosa dan skandal,” kata Paus seraya menambahkan bahwa “Hanya Roh Allah yang memiliki kekuatan untuk memanusiakan” dan menciptakan koneksi, “dimulai oleh mereka yang menerima-Nya.”
🌬️ Pentakosta menurut Katekismus Gereja Katolik (KGK)
🔥 1. Pentakosta: Pencurahan Roh Kudus atas Gereja
KGK 731-732 "Pada hari Pentakosta (pada akhir Paskah minggu ketujuh), Paskah Kristus disempurnakan dalam pencurahan Roh Kudus, yang diwahyukan, dikaruniakan, dan dikomunikasikan sebagai pribadi ilahi: dari kepenuhannya, Kristus, Tuhan yang dimuliakan, mencurahkan Roh Kudus dengan limpah."
➡️ Pentakosta adalah hari kelahiran Gereja secara nyata, karena Roh Kudus turun atas para rasul dan murid-murid, memberi mereka keberanian dan kuasa untuk mewartakan Injil.
🔥 2. Roh Kudus Mengantar Gereja dalam Kebenaran
KGK 767-768 "Pada hari Pentakosta, melalui pencurahan Roh Kudus, Gereja dinyatakan kepada dunia dan pewartaan Injil mulai tersebar di antara bangsa-bangsa."
➡️ Roh Kuduslah yang memandu Gereja dalam sejarah, mempersatukan umat Allah, dan menjaga ajaran agar tetap dalam kebenaran Kristus.
🔥 3. Pentakosta Melanjutkan Karya Kristus dalam Gereja
KGK 1076 "Pada hari Pentakosta Kristus mencurahkan Roh-Nya atas para rasul dan Gereja dilahirkan secara nyata. Sejak saat itu Kerajaan Kristus dibuka bagi semua orang yang percaya kepada-Nya."
➡️ Pentakosta menjadi titik awal misi Gereja untuk mewartakan Kabar Baik ke seluruh dunia. Roh Kudus adalah motor penggeraknya.
📖 4. Pentakosta dan Liturgi Gereja
KGK 2623 "Pada hari Pentakosta, Roh Kebenaran mengantar ke dalam kebenaran seluruhnya dan memantapkan iman Gereja dalam kesatuan."
➡️ Dalam liturgi, terutama pada Hari Raya Pentakosta, Gereja mengenangkan pencurahan Roh Kudus dan membuka hati umat beriman untuk karya-Nya yang terus berlangsung.
🕊️ Pertanyaan refleksi:
- Apakah aku merasa hidup dengan kuasa Roh Kudus?
- Apakah aku meminta bimbingan-Nya sebelum membuat keputusan?
- Apakah aku menjadi saksi kasih Tuhan di rumah, tempat kerja, dan lingkungan?
🙏 Doa Singkat: Datanglah, ya Roh Kudus.
Nyalakanlah dalam hatiku api kasih-Mu.
Berikanlah keberanian untuk menjadi saksi-Mu,
seperti Engkau memberi keberanian kepada para rasul.
Bimbinglah aku dalam kebenaran dan jadikanlah aku alat damai dan kasih-Mu.
Amin.
Sumber Katekese by Robert Efan (Katekis) & Sumber Photo Sekretariat Paroki Katedral (Ay)