30
Misteri Iman Katolik (2): Wahyu dan Iman dalam perspektif Katolik
a. Apa itu Wahyu?
- Wahyu (revelation) dari kata latin “Revelare” (menyingkap). Apa yang disingkapkan? DiriNya dan RencanaNya. Maka WAHYU ALLAH adalah Tindakan Allah yang menyingkapkan dirinya dan rencana keselamatanNya untuk semua ciptaan. Ia adalah God’s Self-communication to humanity.
- Dalam Perjanjian Lama (PL), Wahyu Allah itu disampaikan lewat pewartaan para Nabi, dalam Perjanjian Baru (PB), Wahyu Allah itu memuncak dalam Yesus Kristus sendiri (dalam sabda dan tindakan). Yesus sendiri menjadi Gambar Allah yang terlihat, yang ingin menyelamatkan manusia (mengembalikan manusia pada state of conditionnya, sebagai partner kerja Allah menjaga dan melestarikan bumi dan isinya). Maka, pewahyuan Yesus menggenapi pewahyuan dari Para Nabi di PL. Ia melengkapi dan memperjelas siapa Allah dan rencanaNya.
- Dasar KS dan Tradisi: Kej 1-2; Efesus 1:9; 2:18; 2 Petrus 1:4, Ibrani 1:1-2; Dei Verbum (DV) 2.
b. Apa itu Iman?
- Bila Wahyu adalah Tindakan Tuhan untuk berkomunikasi dengan manusia sehingga manusia tahu siapa Allah dan apa rencana keselamatanNya bagi manusia, maka, Iman adalah tanggapan manusia secara merdeka akan wahyu (dengan seluruh pikiran, hati, dan kehendak bebasnya). Wahyu tidak akan pernah merasuk dan menginspirasi ke dalam diri manusia bila manusia tidak bergerak menanggapinya atau setidaknya membuka diri.
- Ada tiga gerak dalam Iman:
- Believing: orang percaya akan Wahyu Allah karena daya akal budinya, karena mendengarkan sesuatu atau membaca sesuatu dari KS.
- Trusting: orang dengan hatinya menerima pewahyuan itu sebagai pengalaman diri yang membahagiakan dan memberi pembaruan hidup sehingga ia dengan pikiran dan hatinya “menyerahkan diri” menjadi muridNya.
- Doing: orang yang sudah tertambat hati dan pikirannya, ia dengan kehendak bebasnya siap diutus untuk melaksanakan misi yang diemban Yesus: keselamatan seluruh ciptaan.
- Ada 6 Ciri Iman yang sejati: 1). Rahmat Cuma-Cuma (gratia/charis); 2). Menuntut kehendak bebas dan kemerdekaan batin untuk menanggapi (bukan transaksional); 3). Akan bertumbuh bila dirawat, secara personal ataupun komunal (perlu pengolahan diri dan peranan komunitas yang kondusif); 4). Dibutuhkan untuk Keselamatan; 5). Mengarah pada cinta kasih aktif (bukan egosentris); 6). Memberi kesempatan utk mencicipi kegembiraan surgawi (mengalami pembaruan diri).
- Teladan iman itu dapat dilihat dari figur dalam PL: Abraham, dalam PB: Bunda Maria
- Dasar KS ttg Iman: Rom 16: 26 ; Rom 1:5 ; 2Cor 10:5-6
c. Ungkapan/Rumusan Iman yang jelas, padat dalam katolik ada dalam doa “Aku Percaya” (Credo). Ada dua rumusan syahadat:
- Syahadat Para Rasul (singkat) yang dirumuskan sekitar abad ke-2 dan Syahadat Nikea-Konstantinopel (panjang) yang dihasilkan oleh konsili Nicea (thn 325) dan konsili Konstantinopel I (thn 381) untuk menanggapi beberapa ajaran sesat yang muncul saat itu.
- Walau dalam rumusan sedikit berbeda, keduanya memiliki inti yang sama: 1). Percaya akan Allah Bapa; 2). Percaya akan Yesus Kristus; 3). Percaya akan Roh Kudus; 4). Percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik; 5). Pengakuan akan baptis; 6). Pengakuan akan kebangkitan hidup dan harapan akan kebangkitan.
- Percaya berarti butuh upaya manusia terus-menerus untuk membuka diri, dengan segala pergulatannya. Refleksi atas pengalaman hidup adalah salah satu kondisi yang bisa diupayakan.
Katekese by Rm. Triyudo Prastowo, SJ