Designed by Designata Studio
15

Maria: 4 Dogma tentang Maria

Maria: 4 Dogma tentang Maria

A. Bunda Allah (Divine Motherhood)

  • Diputuskan saat: Konsili Ephesus (325); Perayaan: 1 Januari
  • Dogma ini tidak bisa dipisahkan dari pemahaman akan dogma Keilahian Yesus: “ Sungguh Allah, Sungguh Manusia.”
  • Maka dlm kaitan dengan itu, Dogma Maria Bunda Allah berarti Maria sebagai Bunda Allah dalam wujud kemanusiaannya (Mary, Mother of God in His humanity).
  • Perlu dipahami bahwa Dogma Maria Bunda Allah bukan berarti “Deifikasi” (menganggap Maria sebagai Ilahi/Dewi) à ia tetap manusia, sama seperti kita, namun karena imannya dan rahmat Allah, ia dipilih untuk menjadi “jalan”

B. Bunda Maria tetap Perawan (Perpetual Virginity)

  • Diputuskan saat: Konsili Lateran (649); Perayaan: 25 Maret
  • Dogma ini berkaitan dengan Ajaran Iman tentang Inkarnasi (Allah yang menjelma menjadi manusia). Maka, keperawanan Maria bukan hanya soal fisik, tetapi juga kemurnian dirinya (her total gift to God).
  • Dogma ini bermakna:
  • Tanda nyata bahwa Yesus yang adalah Allah datang ke dunia dlm bentuk kemanusiaannya seperti kita, kecuali dalam dosa. Ia lahir dari manusia.
  • Karya ilahi yang melampaui segala bentuk pemahaman dan kemungkinan manusiawi “that which is conceived in her is of the Holy Spirit” said the angel to Joseph (Mt 1:20)
  • Pemenuhan janji Allah kepada Yesaya, “a virgin shall conceive and bear a son” (Is 7:14).
  • Gereja Katolik memegang teguh bahwa Bunda Maria tetap perawan, sebelum dan sesudah kelahiran Yesus.

C. Bunda Maria Tanpa Noda Dosa (Immaculate Conception)

  • Diputuskan oleh: Pius IX, “Ineffabilis Deus” Dec 8th, 1854; Perayaan: 8 Desember.
  • Dogma ini adalah bagian integral dari pemahaman Kristologi à Yesus adalah Allah yang Suci, maka kehadirannya harus melalui “tempat kudus bagi Allah”
  • Dogma ini ingin mengatakan:
  • Penebusan Allah yang pertama dan terus terjadi. Bunda Maria adl bukti dari penebusan ini. Allah membebaskan Maria dari “dosa asal” sehingga Ia menjadi “tempat kudus” bagi Allah.  
  • Kekudusan dari seorang Maria bisa menjadi teladan nyata bagi kita: keterbukaan, kesiapsediaan, ketulusan mengikuti “Jalan dan Misteri” (Gembira, Terang, Sedih, Mulia)

D. Bunda Maria Diangkat ke Surga (Assumption of Mary)

  • Diputuskan oleh: Pius XII, “Encyclical Munificentissimus Deus,” Nov 1st, 1950; Perayaan: August 15.
  • Dogma ini lahir dari “Sensus fidelium” (pemahaman umat, bukan pernyataan teologis)
  • Dogma ini ingin mengatakan:
  • Konsekuensi logis dari panggilan Maria di dunia (ketaatan dan kesiapsediannya membawa keselamatan abadi) dan jalan Maria menghayati kesatuan dengan Tuhan dan misinya.
  • Maria mengalami persatuan Kembali dengan Allah setelah menyelesaikan peziarahan dan misinya di dunia.

Maka, secara teologis, kemudian hal ini dimaknai sebagai “antisipasi” (apa yang akan terjadi) kebangkitan badan dan jiwa setiap umat beriman yang percaya padaNya (siap sedia mendengarkan dan menanggapi).

 

Sumber Katekese by Rm. Triyudo Prastowo, SJ

semua katekese