Designed by Designata Studio
08

Gereja (3): Hubungan Imam dan Awam

Gereja (3): Hubungan Imam dan Awam

⇒  Dalam Gereja terdapat dua panggilan hidup yang amat mendasar Ketika orang dibaptis:

► (1) “imamat umum” yang mengalir dari Sakramen Baptis. Berlaku utk semua awam yang telah dibaptis. Melalui Sakramen Baptis, dia diikutsertakan juga dalam hidup dan misi Yesus Kristus, yaitu melalui imamat umum (Ing: common priesthood; bdk 1       Ptr 2:5.9; LG 10; SC 14; AA 3; KGK 1268).

  • Dengan imamat umum, kaum awam juga dipanggil menjalankan fungsi imami, yaitu membawa persembahan umat kepada Allah dan menguduskan hidup dunia ini (LG 34; KGK 901) Keseluruhan hidup umat bisa dipersembahkan kepada Tuhan, termasuk “hidup mereka selaku suami istri dan dalam keluarga,” bahkan segala ”beban hidup bila ditanggung dengan sabar.” Syarat yang terpenting ialah semua kegiatan hidup sehari-hari itu “dijalankan dalam Roh”, dihidupi menurut Roh (Rom 8:1-17). Tanpa butir ini, maka semua aspek kehidupan itu tidak akan menjadi kurban rohani. Inilah kurban rohani yang dipersembahkan umat ketika menghadiri perayaan Ekaristi.

► (2) “imamat pelayanan” yang diterima oleh kaum tertahbis. Melalui Sakramen Tahbisan, seseorang disaturagakan dengan Yesus Kristus sebagai Kepala dan Gembala Gereja dan menerima imamat pelayanan (Ing: ministerial priesthood) dan ”kuasa          suci” (Latin: potestas sacra). Orang yang ditahbiskan menjalankan fungsi imamat sebagai Kepala, Gembala, dan Mempelai.

  • Sebagai mempelai, ia “dikaruniai” Kuasa suci yang memampukan merayakan Ekaristi.
  • Sebagai Kepala dan Gembala, imam tertahbis memiliki tugas pastoral memberdayakan imamat umum kaum awam. Pengajaran dan peneguhan dari para imam tertahbis sangat dibutuhkan umat.
  • Memiliki dasar sama: pelayanan dalam perutusan. Perbedaan: hakikat tanggung jawabnya. Kedua imamat itu tidak berlawanan. Keduanya mewujudkan imamat Yesus Kristus yang satu dan sama, tapi dengan cara yang berbeda (LG 10). Dengan kata lain, Dalam pelayanan, imamat umum dan imamat pelayanan saling melengkapi (hubungan kemitraan) sehingga menghasilkan buah.

 

Katekese By Rm. Triyudo Prastowo, SJ

semua katekese