Pengembangkan Kreativitas Umat Melalui Pelatihan Beads: Sinergi antara Seni dan Peluang Ekonomi
Setelah menyelenggarakan pelatihan merajut pada Agustus lalu, Tim Sinergi Bidang Prioritas (TSBP-4) Paroki kembali mengadakan pelatihan keterampilan lainnya untuk umat. Kali ini, pelatihan berfokus pada pembuatan beads atau manik-manik, yang dirancang untuk meningkatkan kreativitas dan diharapkan dapat membuka peluang ekonomi baru melalui kerajinan tangan.
Pelatihan beads menawarkan tantangan yang unik dan berbeda dari pelatihan merajut sebelumnya. Jika merajut menekankan pada teknik dan ketelitian, pembuatan beads menuntut peserta untuk memadukan berbagai warna dan menciptakan pola manik-manik yang estetik. Proses ini membutuhkan keterampilan seni dan kepekaan dalam memadukan warna agar hasilnya menarik.
Kolaborasi, Mengasah Kreativitas dan Keterampilan
Seperti pada pelatihan sebelumnya, kami bekerja sama dengan Rumah Evollete sebagai mitra dalam pelatihan ini. Pengajar dari Rumah Evollete memberikan panduan langsung kepada peserta, mulai dari menyediakan bahan, pembuatan model sederhana hingga teknik penyusunan manik-manik yang menarik. Salah satu hasil karya yang menjadi fokus adalah charm yang bisa digunakan sebagai aksesori tas, yang tentunya memiliki nilai jual di pasaran.
Selain meningkatkan keterampilan, kami juga berkolaborasi menggandeng salah satu UMKM di paroki kami, yaitu Long Story Short. Melalui pemasaran dan perancangan kemasan produk yang menarik, hasil karya para peserta diharapkan dapat dikenal dan dipasarkan dengan lebih luas lagi.
Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Keterampilan
Pelatihan ini bukan sekadar program untuk menambah keterampilan kreatif, namun juga berfungsi sebagai langkah awal dalam pemberdayaan ekonomi bagi umat. Dengan keterampilan yang diperoleh, peserta diharapkan mampu menghasilkan produk yang bernilai jual. Ini membuka peluang usaha baru bagi mereka yang ingin menambah penghasilan atau mengisi waktu luang secara produktif.
Pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia semakin pesat. Menurut laporan dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB Indonesia mencapai 7,38% pada 2020. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ekonomi kreatif menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional, khususnya melalui industri-industri seperti fashion, kerajinan tangan, kuliner, dan desain. Keterampilan seperti merajut dan pembuatan beads dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi masyarakat.
Selain itu, peran komunitas kreatif dalam pemberdayaan ekonomi tidak bisa diabaikan. Data dari berbagai studi menunjukkan bahwa komunitas kreatif yang terorganisir dengan baik dapat meningkatkan peluang ekonomi bagi anggotanya. Sebagai contoh, kolaborasi antara komunitas kreatif dan UMKM telah terbukti meningkatkan pendapatan komunitas hingga 20-30% dalam beberapa kasus, terutama melalui pemasaran produk kerajinan tangan di platform e-commerce atau bazar lokal.
Peningkatan minat pada kerajinan tangan juga menjadi faktor pendukung. Berdasarkan riset global, terjadi peningkatan sekitar 15-20% dalam minat terhadap produk kerajinan tangan, terutama setelah pandemi COVID-19. Hal ini didorong oleh tren konsumsi yang lebih sadar lingkungan dan penghargaan terhadap produk-produk buatan tangan. Dengan demikian, keterampilan yang diperoleh dari pelatihan ini memiliki potensi pasar yang menjanjikan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa pelatihan ini tidak gratis. Peserta dikenakan biaya sebagai bentuk komitmen terhadap keseriusan mereka dalam mengikuti pelatihan. Biaya yang dibebankan tidak hanya sebagai modal pelatihan, tetapi juga sebagai sarana untuk mendorong tanggung jawab dan dedikasi peserta dalam mengembangkan keterampilan yang diperoleh. Dengan komitmen ini, diharapkan para peserta dapat memanfaatkan pelatihan secara maksimal untuk menciptakan peluang ekonomi baru bagi diri mereka sendiri.
Membangun Komunitas Kreatif di Paroki
Lebih dari sekadar pelatihan, kami berharap dapat terbentuk komunitas kreatif kecil di Paroki. Di masa mendatang, para peserta yang sudah menguasai keterampilan merajut dan membuat beads diharapkan dapat berbagi talenta kepada umat lainnya yang masih belum mahir, sesuai dengan semangat berbagi talenta dalam Matius 25:14-30. Talenta yang diberikan Tuhan kepada kita harus digunakan dan dikembangkan untuk membawa kebaikan, dan tidak disia-siakan. Pelatihan ini diharapkan dapat mendorong umat untuk menggunakan bakat dan kreativitas mereka secara maksimal.
Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sebanyak 60% pengrajin di Indonesia adalah perempuan, yang menjadikan pelatihan seperti ini penting dalam pemberdayaan ekonomi lokal. Kolaborasi dengan UMKM yang telah sukses seperti Long Story Short juga menjadi jembatan untuk membantu peserta dalam memasarkan produk mereka.
Mari bersama-sama mendukung dan mengembangkan semangat berkarya dalam komunitas di Paroki Katedral, dengan keterampilan dan kreativitas sebagai landasan mewujudkan kesejahteraan bersama.
Sumber Berita & Foto : ST - TSBP4