Misa Pontifikal Natal 2024 : “Manusia di Panggil untuk menemukan Jati Dirinya”
Misa Pontifikal adalah Misa yang dipimpin atau dirayakan dengan dipimpin oleh Uskup sendiri mewakili Tahta suci/Kepausan.istilah pontif artinya bahwa Ia mewakili kepausan.Misa Pontifikal sendiri di Katedral di rayakan dua kali dalam setahun yaitu pada saat Natal dan Paskah.Dalam beberapa tempat disebut juga Misa Stasional.
Dalam Misa Pontifikal di hari Raya Natal tanggal 25 Desember 2024 ini, Bapa Uskup Ignatius Kardinal Suharyo mengajak umat untuk menggali Pesan Natal tahun ini dari Para Penggembala yang menerima kabar dari Malaikat :”Marilah Kita Pergi ke Bethlehem”,kita semua diajak belajar dari Gembala.salah satu kisah yang menarik adalah ketika para penggembala pulang dikatakan dalam injil yang tadi kita dengarkan :”Mereka Kembali sambil memuji dan memuliakan Allah.” Disini kita bisa bertanya apakah arti dari kalimat tersebut?Jawaban yang paling mudah adalah mereka bernyanyi dan berlonjak kegirangan sambil memuliakan Allah.tetapi ada hal yang jauh lebih daripada yang lahiriah itu.
Menurut Bapa Uskup Ignatius Kardinal Suharyo dalam perjumpaan di Bethlehem para gembala menemukan jati diri mereka sebagai manusia bahwa bukan hanya sekedar bernyanyi dan bergirang tetapi mereka menemukan jati diri mereka sebagai manusia yang pada hakikatnya untuk Memuji dan Memuliakan Tuhan.itu adalah hal yang paling mendasar,kesadaran semacam inilah yang menentukan pilihan kehidupan.namun ada juga yang menyadari bahwa jati diri mereka sangat ditentukan oleh segala sesuatu yang sifatnya lahiriah seperti : Kedudukan, Kekuasaan dan oleh gelar-gelar pangkat yang diperoleh sehingga menjadi prioritas untuk dikejar karena akan membentuk jati diri orang tersebut.padahal sebenarnya itu bukanlah jati diri sesungguhnya.kesadaran akan jati diri yang benar dan salah akan menentukan pilihan hidupnya dari yang sederhana sampai sungguh-sungguh yang mendasar.
Kesadaran mengenai jati diri sebagai manusia sebagai makhluk yang dipanggil untuk memuji dan memuliakan Tuhan kita ungkapkan dalam ibadah,doa-doa dan ziarah atau sejenis itu.tetapi kesadaran diri tidak cukup diungkapkan tetapi perlu diwujudkan,Bagaimana cara kita mewujudkan?Jawabannya bermacam-macam,salah satu yang bisa kita wujudkan adalah dalam bentuk keberpihakan.Darimana kesimpulan ini diambil?Kesimpulan ini diambil dari Keberpihakan Allah dalam kisah ini.
Oleh Karena itu kita semua dipanggil untuk mewujudkan jati diri manusia yang memuliakan dan memuji Allah, bukan pada keberpihakan kepada kepentingan-kepentingan yang tidak terhormat/kepentingan yang tidak baik,kita justru diajak untuk berpihak pada kemanusiaan,kebaikan dan keadilan.
Bapak Kardinal mengatakan bahwa sebagai umat Keuskupan Agung Jakarta kita semua dipanggil untuk mewujudkan jati diri sebagai Manusia yang memuji dan memuliakan Tuhan dengan mempelajari dan mendalami serta mencari jalan-jalan baru yang kreatif dalam mewujudkan ajaran Sosial Gereja (ASG).dengan berpihak pada ASG kita memuliakan martabat manusia dan dengan keberpihakan kita ingin mengusahakan kebaikan bersama dengan mengembangkan kesetiakawanan,Solidaritas dan untuk kebaikan bersama sebagai Warga Negara Indonesia,kita juga ingin memberikan perhatian lebih kepada mereka yang kurang beruntung.itulah keberpihakan kita awali dan kita perjuangkan semenjak tahun 2022 dengan mendalami tiap tema dalam pokok Ajaran Sosial Gereja (ASG)
"Marilah kita dalami ajakan para gembala untuk pergi ke Yerusalem untuk setiap kali menjumpai Yesus dan mengembangkan jati diri kita sebagai manusia yang diciptakan untuk memuji dan memuliakan Tuhan.Semoga dengan kesadaran itu mendorong kita sebagai pribadi,Keluarga,Warga masyarakat,warga Gereja Seperti Yesus yang Rajin berbuat baik."
Sumber Berita : Sekretariat Paroki Katedral Jakarta (Ay)
